Selamat membaca
Puisi
semoga bermanfaat

WIDGET

Label

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followerku

BlogRoll

Blogger news

Bahagia itu nikmat, senikmat kopi dengan moka putih.

Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Ada Rindu





Ada Rindu

Ada rindu yang mengalir
Diantara bebatuan Bantimurung
Terselip di kedua kelopak mata dan kepala
Kemudian jatuh melebur di dada


Ada rindu yang berhembus
Di hamparan pasir pantai Bira
Terpaut dalam rasa
Kemudian jatuh terhampar di dasar sukma

Pun ada rindu yang membeku
Pada dinginnya malam di Samalona
Pada ranting-ranting pinus di Puncak Gowa
Kemudian jatuh menjadi nelangsa


(AM Lumbon)

MA'AF




Ada air matamu
Tersimpan dibalik pintu itu
Ketika aku mengikat tali sepatu
Kemudian berlalu

Aku ingat kala itu
Kau tabur tuba di hatiku
Kemudian jiwamu sendu menatapku
Tapi kau tetap luka di mataku

Kini hari telah beribu
Dan air matamu masih di pintu
Aku tahu, kau ingin sapu tanganku menyudahi itu
Tapi batinku tak mau

Ma’afkan aku
Hatiku terlanjur membatu

A M Lumbon

Merona & Memesona

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB73rgpASfZkMUxvPB1EmEvNT14cyKBMaKRXmWqYRV_acaQ9rlIzV7ho5uXPeSHrnSflIGs2HgM4oPx_7_7asArM2yT-JAHbwuk7zyoo0F909gKqcz8IOvBgtwHiMxqp61KcVOGo6mJqRc/s320/puisi+selamat+ulang+tahun.jpg


Saya pernah penulis puisi untuk seorang teman yang sedang berulang tahun di Juni kemarin. Puisi itu tergolong spesial, dan sekalipun sederhana, puisi itu punya makna bagi saya. Puisinya seperti berikut:

Merona,
Merekah merona
Kuncup-kuncup bunga
Wajahmu seperti bunga

Memesona
Merekah memesona
Taman-taman surga
Harimu bak di taman surga

_A M Lumbon.

“Menangis”





Menangis


Teriris tipis-tipis


Kata-katamu yang manis


Oh aku menangis


Tak bisa menepis


Pandanganmu yang sinis


Oh sadis

Bulan Penuh Penghujung Juni




Malam menanjak
Wajah bulan penuh sebesar asa
Membulat dalam pandangan, terjatuh dan menyumpal rongga dada

Aku menuang rasa
Pada gelas-gelas sarabba
Malam merona jingga, sendi-sendi nestapa telah sirna

Kutatap wajah bulan penuh
Menggurat cinta, melebur pilu
Ia tersenyum, menyirat seribu rindu

Pada dawai-dawai cinta aku bernyayi
Dalam pelukan malam aku berpuisi
Bulan penuh, kan kunantikan terus dirimu di penghujung Juni

Makassar, Juni 2013
Masbara "Lyl" Lumbon

Ingatkanku Kawan




Oleh: Abdi Lumbon

Kawan, terus ingatkanku kawan
Agar penaku tak pernah tenggelam
Agar jari-jemariku tetap bernyawa
Dan kertas-kertas tak pernah gundah gulana

Kawan, terus ingatkanku kawan
Akan indahnya menebar-nebar makna pada sajadah prosa
Akan eloknya menggelar-gelar rasa pada permadani kertas
Dan syahdunya sajak-sajak cinta

Aku hanya tak mau esok atau lusa nanti
Kata-kataku terbaring pilu di semak-semak belukar
Atau hanyut dan melebur dilahap senja
Terus ingatkanku kawan

Makassar, 26 Juni 2013, Pagi.


Sepenggal Kata

Menulislah, maka anda akan meraba dunia, dan membacalah maka anda akan melihat dunia...

READ

......
Template Oleh trikmudahseo