Selamat membaca
Juni 2011
semoga bermanfaat

WIDGET

Label

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followerku

BlogRoll

Blogger news

Bahagia itu nikmat, senikmat kopi dengan moka putih.

Seuntai Kata Cinta

Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karuniaan itu.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

“Cerita Hari Sabtu” (Cerita Hari-hariku)


….Kringg,,,kringg,,,kring…
….Kringg,,,kringg,,,kringggggg…
Aku terbangun degan mata yang amat redup, pandangan yang agak buram…kupandangi alarm handphoneku yang berisik sejak tadi.
“Uughh..”  Keluhku.
Pukul 5.00 pagi. Pagi ini aku malas untuk bagun, segera kumatikan alarm itu dan langsung kembali surfing di alam mimpi. Aku tidak tahu apa sebabnya pagi ini aku malas bangun. Begadang? Oh bukan,,,banyak pikiran? Bukan juga… Bukan pula akibat dari kenakalan nyamuk-nyamuk yang semalam hampir menggotongku ke acara pesakitan.Atau mungkin ini kebiasaanku? Oh tidak mungkin. Aku termasuk orang yang selalu patuh pada panggilan alarm, meskipun kadang-kadang aku membangkang. Mungkin pagi ini aku membangkang.
Setelah perkelahian yang begitu sengit dan hampir menuntastaskan nyawaku, aku terbangun dan tersadar…sedikit peluh menggerogoti kulitku.
“Oh, ternyata hanya mimpi.”
Tanganku meraba-raba, hendak mencari sesuatu. Handphone…ya…handphoneku. Aku hanya ingin memastikan jam berapa sekarang. Pukul tujuh lebih dua puluh menit…
“Oh, aku belum sholat subuh..” imbuhku.
Rupanya hari ini aku masih ingat Tuhan. Hahaha. Keadaan masih begitu gelap sehingga aku menyangka bahwa matahari belum nongol di peraduannya. Ternyata aku mematikan lampu sejak tadi malam sebelum aku tidur. Itulah sebabnya ruang kamarku begitu gelap dan memang matahari tidak mampu menembus kamarku karena kamarku terletak di bagian dalam di rumah tempat kontrakanku.
Setelah merapikan tempat tidurku, aku bergegas mengambil air wudhu dan menjalankan perintah-Nya. Segelas air putih telah bercokol dalam perutku sejak tadi. Inilah kebiasaanku setiap bagun pagi ataupun bangun tidur. Begitu pula sebelum tidur, aku tidak lupa meneguk air putih. Aku tidak tahu sejak kapan aku menyandang kebiasaan ini. Mungkin sejak di bangku kuliah ini. Kalau tidak salah aku pernah melihat kakakku melakukannya. Dari sinilah mungkin aku meniru perilaku yang aku sendiri tidak tahu apa tujuannya. Aku hanya pernah baca di artikel bahwa salah satu cara pencegahan penyakit maag adalah meminum air putih di pagi hari, lalu bagaimana dengan malam hari?
Ternyata di balik semua itu, meminum air putih ada manfaatnya. Beberapa waktu yang lalu aku berkungjung ke rumah temanku dan tanpa sengaja aku membaca tulisan-tulisan di dinding kamarnya. Salah satu dari tulisan-tulisan tersebut adalah “Terapi Air”… Kini aku telah menemukan jawabannya. Dalam tulisan terapi air tersebut, cara-cara yang dilakukan adalah dengan meminum beberapa gelas air sebelum tidur dan pada saat bangun tidur, serta pada waktu-waktu yang ditentukan.
Setelah sholat, aku beristirahat sedikit dan menenangkan pikiran. Namun aku tak begitu tenang, rupanya demo besar-besaran di kampung tengah sedang terjadi. Kunyalakan dispenser, hendak memanaskan air. Sambil menunggu air panas, aku langsung menyiapkan baskom dan ku tuangi deterjen ke dalamnya. Aku tak sudi membiarkan pakaian kotorku menggunung disana, di samping lemariku. Kumpulan pakaian ini yang mungkin mengundang pasukan-pasukan nyamuk untuk menyerbuku, ditambah pula sampah di kantong di sudut kamarku yang belum kubuang. Lengkaplah sudah penginapan si nyamuk. Hari ini mungkin waktu yang tepat untuk mencuci. Ya, sang surya pagi ini tersenyum-senyum begitu bahagia sehingga dapat diasumsikan bahwa hari ini ia ingin berbagi kebahagiaan dengan manusia. Ia ingin menebar panasnya sepanjang hari.
Kurogoh kantung celanaku, mengambil uang seribu dan keluar sebentar ke kios depan membeli roti untuk menyumbat mulut para pendemo di perutku (si kampung tengah). Seribu rupiah = sebungkus roti…untuk1 kampng tengah? Oh… bisakah anda bayangkan itu? Yah, itulah kebiasaanku. Beginilah hidup di planet orang, kadang-kadang kita terpaksa untuk mengurangi kecepatan aliran dana yang kita keluarkan, sekalipun kita juga kadang bersenang-senang. Makan sebungkus roti di pagi hari, ditambah segelas teh manis (kadang susu) adalah suatu kebiasaan yang sangat baik. Kadang- kadang kita hanya meminum air putih saja. Oh,,,whata pity you are. Kata ini mungkin yang terlontar dari orang Bule yang mengejek kita. Hahaha. Itu tidak mungkin. Kalau orang Makassar mungkin akan mengatakan O kodoong,,kasianmu itu. Setelah selesai melahap breakfast-ku, aku segera mencuci.
Aku termasuk orang yang butuh waktu lama dalam mencuci. Biasanya aku butuh satu jam untuk menyelesaikan cucianku atau bahkan lebih. Itu pun untuk sedikit pakaian, bagaimana kalau banyak. Aku juga tidak tahu kenapa demikian. Sepertinya aku terlalu menikmati caraku mencuci. Sepanjang yang kuamati, caraku mencuci sejak aku mulai belajar mencuci pakaian sendiri tidak pernah berubah. Inilah proses mencuciku, yang membuhtuhkan waktu lama, but I love it.
….Kressk,,,kresek,,,kressk….kresskk…
Bunyi mie instan yang kuremukkan dan siap untuk dituang di pemanas airku yang kini tengah mengeluarkan uap-uap panas. Segera ku tuang mie tersebut ke dalamnya dan kusiapkan bumbu-bumbunya. Tidak lupa kusiapkan juga potongan-potongan cabe agar lebih hot nantinya. Matahari sudah meninggi sejak tadi, hingga ke tengah-tengah. Aku pun sudah memenuhi panggilan-Nya sejak tadi, panggilan untuk Duhur. Dengan ditemani sepiring nasi, aku menyantap mie yang sudah siap saji degan aroma yang tak terbayang kelezatannya. Itu seperti kata iklan. Inilah makananku yang selalu memaksaku ketika aku malas membeli lauk lainnya seperti sayur, tahu, tempe, atau ikan. Aku adalah seorang pecandu mie instan sejak SMA, namun akhir-akhir ini aku berusaha menguranginya, kecuali dalam keadaan terpaksa alias malas membeli sayur-tahu-tempe… Namun kadang-kadang aku merindukannya. Itulah orang yang sudah kecanduan. Kadang-kadang kepalaku berasa tidak enak setelah menyantap mie instan, terutama mie goreng. Mungkin karena bahan-bahan kimianya yang sudah menumpuk di dalam tubuhku hingga mempengaruhi saraf-saraf di otakku.
Setelah kebutuhan perutku terpenuhi, aku duduk beristirahat ditemani kipas angin mungilku yang telah ku-set arahnya padaku. Maklum, hari ini begitu panas, ditambah lagi pedasnya mie instan yang kuhabiskan hingga tak menyisakan satu potongannya pun di mangkuk. Sambil beristirahat, aku nyalakan notebookku, dan menonton film. Film yang pernah kunonton sebelumnya, namun sangat menarik untuk ditonton kembali. Pada pukul dua kurang beberapa menit, aku memutuskan untuk tidur siang dan mulai bersurfing dalam mimpi-mimpi indah.
Pukul 3.22. Aku terbangun, meneguk segelas air putih dan keluar kamar mengambil air wudhu untuk sholat. Aku memang biasanya terpanggil untuk sholat, namun kadang-kadang aku mengabaikannya, kadang-kadang sholat tidak lengkap lima waktu. Aku tahu, aku masih manusia, yang tak luput dari dosa-dosa. Aku bukanlah malaikat, buka juga dewa. I’m only human, kata Michael Jackson. Kadang-kadang aku sadar, kadang-kadang tidak. Namun, aku mencoba untuk itu.
Waktuku biasanya kuisi dengan bermain gitar dan menyanyi. Aku orang yang sangat cinta pada musik. Kadang terdengar musik melantun dari kamarku. Aku juga biasanya mengisi waktuku dengan membaca, namun kegiatan ini sudah kutinggalkan, hingga aku sering saja melakukannya.
Pukul lima lebih beberapa menit aku bergegas mandi. Setelah berpakaian, aku menyempatkan diri berdiri didepan rumah menunggu cahaya kehidupan mengucapkan sayonara, dan membiarkan tebaran warnah merah menghiasi langit hingga berubah perlahan-lahan menjadi gelap dan menjadi malam yang akan dipenuhi bintang-bintang.

Makassar, Sabtu, 18 Juni 2011
Abdi Masbara

Let them flow well...

Setelah saya kenang kembali segala sesuatu yang pernah terjadi pada diri saya, sejak pertamakali mencium bau kehidupan, merasakan hangatnya pelukan keluarga, menikmati indahnya dunia ini, hingga saya dewasa seperti sekarang ini (udah menginjak umur 20-21), banyak hal yang berubah, of course. Memang perubahan itu tetap ada dan tentunya siapapun pasti tahu akan hal itu.

Saya mengutip kata dari seorang Filsuf Yunani, Heraclitos, yang menyatakan bahwa “segala sesuatu itu mengalir”… Kurang lebih seperti itu katanya (mohon ma’af, saya berusaha mengingatnya). Menurutnya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini akan terus berubah. Tidak ada yang abadi. Maksudnya adalah sesuatu akan berubah menjadi sesuatu yang lain pada waktunya, setelah itu sesuatu itupun akan berubah lagi menjadi yang lainnya. Ini bisa dikatakan sebagai suatu proses lingkaran kehidupan (menurut saya…hehehe). By the way, anda pasti bingung dengan penjelasan pada pernyataan sebelumnya di atas, iya kan??? Ngaku aja…tuch benar kan… Saya akan berikan contoh, misalnya kita manusia, setelah menjalani kehidupan yang begitu panjang (ada juga yg pendek lho), manusia akan mati, ia membusuk, menjadi bangkai, dan akhirnya berubah menjadi tanah. Tidak hanya sampai disitu, tanah tersebut menjadi zat hara yang nantinya akan digunakan oleh tumbuhan, tumbuhan akan mati,tumbuhan juga akan dimakan oleh manusia. Begitulah seterusnya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa kehidupan ini/segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang hidup maupun yang mati berasal dari satu substansi. Itulah sebabnya banyak ahli-ahli filsafat yang mengemukakan asal muasal kehidupan. Ada yang mengatakan bahwa kehidupan/segala sesuatu itu berasal dari air, dari api dan masih banyak lagi. Juga kita kenal ahli biologi, Fransisco Redi, yang telah melakukan percobaan dan meyimpulkan bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk yang mati. Mungkin ilmuwan sekarang ini sudah mengetahui asal kehidupan tersebut (saya belum dapat info mengenai itu, maklum kurang baca…hehehe). Pembaca jagan tegang dulu yach…? Mudah-mudahan tidak. Memang penjelasan saya agak ribet, sedikit membuat kepala anda berpikir-pikir. Tapi tidak apalah, itu juga kan ilmu, setuju gak? Just read, then everything is going to be OK, itu kata Bondan Prakoso.

Kayaknya kita sudah jauh melayang-layang, iya kan? Ya memang, sebenarnya topik yang saya ingin ceritakan hanyalah tentang perubahan, segala perubahan yang terjadi sejak kita lahir sampai sekarang. Menulis memang akan membuat kita melayang-layang, terbang ke segala arah. Itulah sebabnya dari satu topik akan merambah ke topik lain, karena pikiran akan berjalan terus-menerus selagi kita keasyikan menulis. Lanjut, perubahan yang saya maksud disini adalah perubahan dari segi fisik dan batin, juga perubahan pada lingkungan disekitar kita.

Perubahan memang sangat menarik untuk diperbincangkan. Bayangkan saja ketika anda membuka-buka album foto keluarga atau mendapat foto anda sewaktu masih kecil, masih imut-imut, kerempeng (sst, gak kali yach). Apakah yang anda rasakan? Mungkin anda akan tertawa terbahak-bahak hingga ingin pipis. Atau anda ingin mencubit pipi mungil anda namun cuma sebatas foto. Anda juga bisa melihat video rekaman anda beberapa tahun lalu dan anda bandingkan dengan sekarang. Atau saja anda masih menyimpan baju masa kecil anda, dan sebagainya. Pada orang tua, yang sudah kawin, suami-istri ataupun kakek-nenek, mereka kadang-kadang mengingat masa pacaran mereka dan masa perkawinan mereka dan membandingkan dengan usia yang mereka jalani sekarang. Anda masih ingin contoh lain? Lihat saja di bidang style busana, gaya busana tahun 80-an dan sekarang. Hahaha…sungguh perubahan itu sangat indah.

Selain indah, perubahan itu sangat penting. Siapapun pasti akan ingin perubahan. Dalam konteks lingkungan kita, kehidupan sehari-hari kita, perubahan sangat diinginkan karena itu menandakan suatu kemajuan. Suatu daerah yang mengalami perubahan besar-besaran dalam segala bidang bisa dikatakan daerah itu maju.
Perubahan besar itu banyak macam, ada yang dikatakan revolusi dan lain-lain. Salah satus dari perubahan yang sering kita dengar saat ini adalah globalisasi. Inilah yang sedang merambah dunia, dari tahun ke tahun, dan tentunya Negara kita, Indonesia, juga mengalaminya. Dalam proses globalisasi, penyebaran budaya ataupun kultur (saya maksud bukan emigrasi budaya) sangat dominan, hal ini juga selalu diikuti oleh perubahan mode pakaian. Negara yang super power (umumnya Negara-negara Barat) sering dijadikan kiblat oleh Negara lain dengan mengadopsi segala perubahan-perubahan di segala bidang. Di satu pihak globalisasi bisa menguntungkan namun di pihak lain ia juga bisa membahayakan. Ia bisa dikatakan sebagai pisau bermata dua. Bagi Negara yang tidak mempunyai filter yang kuat, maka tunggulah efek-efek buruk globalisasi menyerang. Olehnya itu kita bangsa Indonesia seharusnya telah siap dari awal untuk menghadapi globalisasi. Kita tidak boleh terpengaruh ataupun bangsa lain tidak boleh merusak kultur kita yang sungguh indah ini. Let’s keep it. Kali ini saya tidak akan membahas tentang fakta dari arus globalisasi yang sedang melanda kaum remaja di Indonesia, andalah yang lihat sendiri dan pikirkanlah. Sejauh mana anda akan mengubah sikap anda dan memfilter efek-efek yang buruk dari globalisasi.

Ini mungkin merupakan bagian terakhir dari coretan-coretan saya ini dan saya baru sadar bahwa anda hampir bingung dengan isi tulisan ini. Anda juga pasti akan berfikir, genre tulisan ini seperti apa sich? Hahaha,,, itu tidak perlu, bacalah saja, apa yang anda dapatkan itulah yang perlu. Sekali lagi saya katakan bahwa perubahan itu sangat menarik untuk diperbincangkan. Hal yang perlu kita lakukan kemudian adalah jalanilah perubahan itu apa adanya. Kita tidak bisa menolak suatu perubahan, terutama perubahan fisik pada diri kita. Untuk perubahan di lingkungan kita, kita butuh filter yang sangat kuat. Perubahan itu akan terus ada, dimanapun dan kapanpun, oleh karena itu just let them flow well,,…

Makassar,11 Juni 2011

More Sports, Less Fat

Everybody has their own way in decreasing their fat. One of the good ways to do is doing sport. It is said that doing sport can burn fat on our body. Playing volleyball, football, badminton, and jogging are some kinds of well-known sport that we can do everyday. Some people prefer doing gymnastic than another sports. In fact, all sports have the same purpose. They all can make our body become healthy and surely can decrease fat.

Paramore The Only Exception Lyrics


When I was younger
I saw my daddy cry
And curse at the wind
He broke his own heart
And I watched
As he tried to reassemble it

And my momma swore that
She would never let herself forget
And that was the day that I promised
I'd never sing of love
If it does not exist

But darling,
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception

Maybe I know, somewhere
Deep in my soul
That love never lasts
And we've got to find other ways
To make it alone
Keep a straight face

And I've always lived like this
Keeping a comfortable, distance
And up until now
Paramore The Only Exception lyrics found on http://www.directlyrics.com/paramore-the-only-exception-lyrics.html

I had sworn to myself that I'm
Content with loneliness

Because none of it was ever worth the risk

Well, You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception

I've got a tight grip on reality
But I can't
Let go of what's in front of me here
I know you're leaving
In the morning, when you wake up
Leave me with some kind of proof it's not a dream

Ohh---

You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception
You, are, the only exception

And I'm on my way to believing
Oh, And I'm on my way to believing

Sepenggal Kata

Menulislah, maka anda akan meraba dunia, dan membacalah maka anda akan melihat dunia...

READ

......
Template Oleh trikmudahseo